Terinspirasi dari tulisan Paman Tyo.
Sebagai seseorang yang pernah memiliki adiksi terhadap media sosial, blog menjadi tempat pelarian saya dalam menyampaikan isi pikiran dengan lebih nyaman. Terlebih sekarang opini yang dilontarkan di media sosial berisiko menjadi bumerang bagi diri sendiri.
Memang saya tidak rutin dalam mengepos tulisan, tetapi bisa dipastikan setiap harinya saya selalu menyisihkan waktu untuk menyunting draf yang ada di blog ini. Alih-alih langsung menyampaikan isi pikiran di media sosial, saya bisa menampungnya terlebih dahulu dalam draf tulisan.
Apabila dirasa tidak sesuai, maka draf tersebut tidak akan saya terbitkan. Jauh lebih aman tentunya.
Tulisan di blog ini bukanlah sesuatu yang muluk-muluk, hanya sebatas apa yang terlintas di dalam benak. Saya juga tidak berharap terlalu tinggi, bahwa nantinya hanya segelintir orang yang mengunjungi dan membaca setiap tulisan di sini.
Seperti ungkapan dari sosok yang saya segani dalam nge-blog, yaitu Paman Tyo, bahwa blog digunakan untuk menjaga atau merawat ingatan. Suatu saat nanti saya pasti akan lupa, maka blog ini bisa menjadi kapsul waktu dari apa yang telah terucap dan dilalui dalam hidup.
Terima kasih kepada semua pembaca yang tetap setia di sini, baru saja berkunjung, maupun datang dan pergi. Saya tetap akan menulis di sini selama saya masih hidup dan sanggup.
Tabik.
Tinggalkan komentar Anda