Mulai Saja Dahulu

Boleh percaya atau tidak, bahwa semasa SMP hingga SMA kelas 1 saya memiliki hobi untuk menulis dengan sangat panjang. Berhubung saya tidak memiliki banyak teman ketika masa sekolah, saya lebih banyak menghabiskan waktu untuk mencurahkan isi pikiran ke dalam buku harian.

Ketika saya dipertemukan dengan Wikipedia bahasa Indonesia pada SMA kelas 2, lambat laun kebiasaan menulis itu mulai bergeser untuk berkontribusi secara konstruktif di ensiklopedia daring (online) tersebut.

Pada masa kuliah, saya berusaha untuk aktif berkontribusi di Wikipedia ketika ada waktu senggang. Sekitar bulan Agustus 2013, saya diberikan kepercayaan untuk mengelola akun Twitter Wikipedia bahasa Indonesia dan mencoba mengisi konten di sana.

Hingga saat ini, saya tetap setia untuk mengelola akun tersebut dan menyandang gelar sebagai “Wikimin” (singkatan dari “Wikipedia admin”).

Ketika saya menggunakan Twitter, saya dilatih untuk menyusun kata dengan singkat, padat, dan jelas karena keterbatasan jumlah karakter (280 karakter). Selain itu, Twitter mengajarkan saya pula untuk berhati-hati dalam membuat sebuah twit, karena Twitter tidak memiliki tombol sunting (edit).

Apabila ada twit yang salah, maka twit tersebut harus dihapus tanpa ada kesempatan untuk memperbaiki secara langsung kesalahan yang terjadi. Secara tak langsung, Twitter mengajarkan saya untuk berhati-hati dalam bertindak dan berpikir panjang terlebih dahulu sebelum melakukan suatu hal.

Karena sering menggunakan Twitter, hal tersebut membuat saya merasa kesulitan untuk membuat teks panjang. Ketika awal saya bekerja, atasan saya meminta bantuan untuk membuat teks pitching idea dan saya membutuhkan waktu sekitar 1 jam untuk menyelesaikannya.

Setelah atasan saya melihat hasil kerja saya, beliau meminta saya untuk menambah jumlah kata di teks tersebut supaya isinya panjang. Alhasil, saya harus lembur hanya untuk mengerjakan hal tersebut (untung pada akhirnya bisa selesai dengan baik).

Semakin lanjut usia, juga karena hal pekerjaan, minat untuk menulis sudah sangat jauh berkurang. Apalagi pada zaman sekarang di mana orang berlomba-lomba untuk membuat konten yang menarik secara visual, membuat saya semakin enggan untuk menulis di internet.

Namun, ada satu momen di mana saya merenung yang menjadi pemantik untuk memulai menulis lagi. Ketika saya masih memiliki hobi menulis, tidak ada keraguan dalam diri saya untuk menuangkan isi pikiran.

Tidak ada rasa takut bahwa orang lain menilai tulisan saya jelek, karena bagus atau jeleknya itu bisa berbeda bagi tiap orang. Saya menulis karena memang dari keinginan diri sendiri, bukan karena tuntutan dari orang lain.

Bagi saya, menulis bukan sekadar menambahkan karakter hingga membentuk kata yang bersatu menjadi kalimat, melainkan juga mengenali dan lebih peka akan apa yang ada di sekitar saya.

Terlepas jam terbang saya berbicara di depan umum yang bisa dibilang lumayan, tetapi saya cenderung lebih nyaman untuk mengutarakan sesuatu dengan tulisan.

Nah, agar pikiran saya tidak buntu dan lebih peka akan kondisi sekitar, maka mulai dari sekarang saya mencoba untuk menuliskan hal-hal yang terjadi di dalam hidup saya secara rutin ke blog ini.

Apakah saya akan konsisten dengan gaya penulisan yang seperti ini? Entahlah. Namun, satu hal yang pasti adalah saya akan berusaha dengan keras untuk tetap menulis.

Maka dari itu, izinkan saya untuk menjadi content creator dengan cara saya sendiri yaitu melalui tulisan. Semoga tulisan saya bisa berkenan untuk Anda sekalian.


Ingin mendapatkan pos terbaru terlebih dahulu?

Berlangganan sekarang juga untuk mendapatkan pos terbaru melalui surel