Ketika dalam keadaan sakit dan demam cukup tinggi, entah bagaimana saya dipertemukan dengan pos dari Mas Adjie sebagai berikut:
Sebenarnya tidak salah jika kita beranggapan bahwa memaafkan itu disertai dengan perbaikan relasi, karena itu adalah salah satu bentuk nyata yang terlihat bahwa seseorang sudah berdamai dengan orang lain. Sayangnya, anggapan tidak selalu berbanding lurus dengan kenyataan.
Ada yang sulit memaafkan orang lain karena masih teringat akan masa lalunya maupun harus bertemu dengan yang bersangkutan secara terus menerus. Saya sendiri masih ada di posisi ini dan memang bukan perkara mudah untuk melakukannya.
Namun, dari pos tersebut saya diingatkan kembali untuk dapat menjalin relasi dengan diri sendiri, yaitu dengan kata lain berdamai atau memaafkan diri sendiri.
Saya juga tidak perlu untuk memusingkan hal yang bukan menjadi kendali saya, contohnya adalah persepsi orang lain. Lebih baik saya berfokus untuk memedulikan apa yang ada di dalam jangkauan, misalnya seperti keluarga, handai tolan, pekerjaan, kepribadian, maupun kemampuan diri.
Apabila dari itu semua nantinya bisa membuahkan perbaikan relasi, maka saya tetap akan menghargainya.
Tinggalkan komentar Anda