Terhitung sejak akhir tahun lalu, saya menggunakan kedua perangkat dengan ekosistem yang berbeda. Hingga tulisan ini diterbitkan, saya masih berusaha bertahan untuk tidak tergoda berada di dalam satu ekosistem Apple yakni dengan tidak membeli iPhone.
Keteguhan prinsip saya itu berulang kali diuji, terlebih adanya bisikan dari lingkar pertemanan agar saya ikut tren memakai iPhone. “Biar klop dengan MacBook-nya”, ujar salah satu teman saya di aplikasi pengirim pesan daring.
“Klop kan soal selera dan sifatnya subjektif, bisa berbeda antara satu dengan yang lain.”, pungkas saya.
Memang benar bahwa iPhone dan MacBook berasal dari induk semang yang sama, jadi saya bisa memaklumi bahwa ia beranggapan memiliki kedua perangkat tersebut adalah sesuatu yang klop. Namun, kembali lagi semua itu harus dipertimbangkan pada kebutuhan dan kondisi keuangan.
Setelah dengan jumawa saya menangkis “serangan” tersebut, tak diduga ia memberikan “serangan” balasan yang tidak bisa dielakkan begitu saja.
“Kalau kirim file dari iPhone ke MacBook itu mudah, loh. Bisa pakai AirDrop dan cepet banget prosesnya. Memangnya Android bisa seperti itu?”
Apabila saya hendak mengirimkan berkas dari ponsel ke MacBook, biasanya saya mengandalkan layanan penyimpanan daring (salah satunya adalah Google Drive) sebagai perantaranya.
Mula-mula, saya memilih berkas dari ponsel untuk diunggah ke Google Drive. Setelah itu, saya membuka penjelajah web di MacBook dan kemudian membuka Google Drive untuk mengunduh berkas tersebut. Selama beberapa bulan terakhir, hal tersebut rutin saya lakukan.
Namun, saya tidak bisa menampik bahwa hal tersebut membutuhkan proses yang panjang. Selain itu, dibutuhkan koneksi internet yang stabil agar bisa mengunggah dan mengunduh banyak berkas secara sekaligus dengan lancar.
Setelah menyadari kelemahan itu, keteguhan prinsip saya sempat runtuh. Ketika hendak mencari iPhone yang cocok di lokapasar (marketplace), tiba-tiba terlintas di dalam benak agar saya kembali menonton video ini. Salah satu komentar di video tersebut yang pada akhirnya menarik perhatian saya.

Ia mengungkapkan bahwa dirinya menggunakan LocalSend sebagai pengganti dari AirDrop, serta kedua perangkat tersebut cukup berada di jaringan wifi yang sama. Seketika itu juga, saya mencari informasi tentang aplikasi yang mungkin saja adalah jawaban dari salah satu doa saya ini.

LocalSend adalah aplikasi pengirim berkas antarperangkat di sekitar yang tersedia dalam berbagai platform. Aplikasi ini sangat memungkinkan pengguna untuk mengirim berkas dari Android ke MacBook (atau sebaliknya), iPhone ke Windows (atau sebaliknya), hingga iPhone ke Android (atau sebaliknya).
Tanpa berpikir panjang, saya langsung mencoba aplikasi tersebut. Pertama-tama, saya harus mengunduh aplikasi LocalSend di ponsel Samsung Galaxy A55 dan MacBook terlebih dahulu. Setelah itu, saya langsung dihadapkan dengan tampilan layar utama berikut ini.


Nah, terdapat tulisan “Adorable Lettuce #58” di ponsel saya dan “Handsome Tomato #40” di MacBook saya. Itu adalah identitas dari perangkat yang saya gunakan, serta diberikan secara acak. Identitas tersebut bisa diganti melalui menu “Settings”, lalu cari bagian “Network” dan pilih “Device name”.
Perlu untuk saya ingatkan kembali, bahwa kedua perangkat harus berada di dalam jaringan wifi yang sama agar aplikasi ini bisa bekerja dengan baik.
Kali ini saya akan mencoba mengirim berkas dari ponsel ke MacBook. Maka dari itu, saya pilih menu “Send” di ponsel dan “Receive” di MacBook. Ketika hendak memilih berkas, terdeteksi perangkat MacBook saya (Handsome Tomato #40) untuk menunggu kiriman berkas dari ponsel saya.


Setelah menentukan berkas untuk dikirim, saya langsung memilih perangkat MacBook (Handsome Tomato #40) dari ponsel saya sebagai penerima berkas tersebut. Ponsel (Adorable Lettuce #58) akan mengirim permintaan pengiriman berkas ke MacBook, lalu saya mengklik “Accept” untuk menerima.


Proses pengiriman berkas berlangsung secara instan, bisa dikatakan seperti menggunakan AirDrop.


Setelah mengetahui keberadaan aplikasi ini, keteguhan prinsip saya kembali berdiri kokoh. Saya langsung menutup jendela lokapasar, karena pada akhirnya saya tidak perlu mengeluarkan uang lebih dengan membeli iPhone untuk bisa merasakan kemudahan AirDrop. Semua itu bisa dikerjakan oleh LocalSend.
Oh, iya. Aplikasi ini tersedia secara gratis untuk perangkat iOS, Android, Windows, macOS, hingga Linux.
Melalui tulisan ini, saya ingin menegaskan bahwa tidak ada rasa sakit hati terhadap pengguna iPhone maupun produk Apple secara keseluruhan. Mereka berhak untuk menggunakan ponsel dan gawai apa pun sesuai yang diinginkan. Toh, saya sendiri merupakan pengguna MacBook yang notabene adalah salah satu produk Apple.
Semoga mereka yang sempat “menggoda” saya agar berpaling ke iPhone dapat membaca tulisan ini, bahwa hingga saat ini saya masih belum membutuhkannya. Selama pekerjaan masih mendukung, maka saya akan tetap menggunakan ponsel Samsung.
Kalau saya boleh mengingatkan, sebaiknya beli iPhone karena kebutuhan, bukan semata-mata karena ikut-ikutan. Utamakan fungsi, bukan gengsi.
Saya hanya bisa memberi nasihat, tetapi semua keputusan tetap ada di tangan Anda. Selama tahu konsekuensinya, maka sah-sah saja untuk membeli. Jangan marah, ya. 😁
Tinggalkan komentar Anda